KARTINI ABAD 21: Bisa Apa?
0 menit baca
21 April telah berlalu, momentum dimana kita mengingat ulang sosok perempuan insipatif Indonesia yang terkenal dengan karyanya yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kartini namanya, tak asing bukan.
Kita sudah sering mendengarkan bagaimana bentuk pergerakan yang telah beliau lakukan, serta bagaimana sketsa pemikiran-pemikiran beliau yang luas meskipun hanya mampu dituangkan dalam aksara.
Merumuskan sosok ideal “Kartini” untuk abad ini dan seterusnya, tentu bukanlah perkara sederhana, bukan sulitnya merumuskan kalimat-kalimat, melainkan karena merumuskan sosok yang sesuai secara universal untuk segala zaman dan tempat merupakan tugas berat yang tidak akan pernah berhasil. Perumusan sosok tersebut tidak hanya sebagai batu pijakan orientasi pemikiran, visi & misi, serta perjuangan perempuan Indonesia kedepannya.
Mengaca dari judul tersebut, disini kita sama-sama membaca ulang situasi Kartini pada abad 21 ini, Kartini pada era ini merupakan seorang perempuan yang tidak mengingkari kodrat biologis dirinya untuk menikah, mengandung, melahirkan, memberikan ASI dan sebagainya, namun Kartini abad 21 ini juga harus mampu mengembangkan potensi pribadi yang dimilikinya secara maksimal, mengembangkan sikap kejiwaanya sebagai manusia, memiliki harkat dan martabat yang setara sebagai manusia, serta bertujuan mengabdi kepada Tuhan melalui karya-karya yang diupayakannya dengan potensi yang dimilikinya. Kartini abad 21 harus lebih mandiri, berkepribadian, bertawqa kepada Tuhannya, memahami kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, serta mampu berinteraksi dengan sesama dalam suatu relasi yang harmonis.
Kartini abad 21 harus mampu menepis rasa rendah yang menghantui dirinya dengan rasa bersalah dan tidak mampu.
Masalah persamaan antara laki-laki dan perempuan yang sering kita bicarakan tidak dapat selesai dan tuntas, jika tidak diseimbangkan dengan upaya-upaya kongkrit perempuan itu sendiri. Perlunya rekonstruksi pemikiran yang lebih maju, cerdas, visioner, dan berdaya saing guna sebagai penyongkong perempuan menghadapi problematika kehidupan yang semakin global.
Apa yang dapat Kartini abad 21 ini lakukan? Sumbang asih apa yang dapat diberikan oleh Kartini abad 21 ini? Strategi apa yang dapat ditata untuk mempersiapkan Kartini abad 21 guna menghadapi problematika kehidupan di era ini? Cukuplah pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut kita pahami, kita analisis, dan kita berikan bukti kongkrit sebagai bentuk manifestasi cinta kasih kita kepada Ibu Kartini.
Untukmu Ibuku Kartini, doakan kami Kartini kecilmu yang sedang berjuang ini menjadi kaki-kaki perjuanganmu di era ini.
Oleh : Anna T. Larasati
Sekretaris KOPRI Komisariat Raden Rahmat Malang